Minggu, 03 Oktober 2021

TIMBANG TERIMA

 

Nama : Dwiky Wijaya
Nim : P27905118006


A.    Pengertian Timbang Terima

Menurut Nursalam (2011) definisi timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima merupakan kegiatan yang harus dilakukan sebelum pergantian dinas. Selain laporan antar dinas, dapat disampaikan juga informasi yang berkaitan dengan rencana kegiatan yang telah atau belum dilaksanakan.

Timbang terima merupakan sistem kompleks yang didasarkan pada perkembangan sosio-teknologi dan nilai-nilai yang dimiliki perawat dalam berkomunikasi. Timbang terima dinas berperan penting dalam menjaga kesinambungan layanan keperawatan selama 24 jam (Kerr, 2002). Menurut Australian Medical Association/AMA (2006), timbang terima merupakan pengalihan tanggung jawab profesional dan akuntabilitas untuk beberapa atau semua aspek perawatan pasien, atau kelompok pasien, kepada orang lain atau kelompok profesional secara sementara atau permanen.

Timbang terima merupakan komunikasi yang terjadi pada saat perawat melakukan pergantian dinas, dan memiliki tujuan yang spesifik yaitu mengomunikasikan informasi tentang keadaan pasien pada asuhan keperawatan sebelumnya

 

B.     Tujuan Timbang Terima

Menurut Australian Health Care and Hospitals Association/ AHHA (2009) tujuan timbang terima adalah untuk mengidentifikasi, mengembangkan dan meningkatkan timbang terima klinis dalam berbagai pengaturan kesehatan.

Menurut Nursalam (2011) tujuan dilaksanakan timbang terima adalah:

a.       Menyampaikan kondisi atau keadaan pasien secara umum.

b.      Menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya.

c.       Tersusunnya rencana kerja untuk dinas berikutnya.

.

 

C.    Manfaat Timbang Terima

Manfaat timbang terima menurut AHHA (2009) adalah:

a.       Peningkatan kualitas asuhan keperawatan yang berkelanjutan. Misalnya, penyediaan informasi yang tidak akurat atau adanya kesalahan yang dapat membahayakan kondisi pasien.

b.      Selain mentransfer informasi pasien, timbang terima juga merupakan sebuah kebudayaan atau kebiasaan yang dilakukan oleh perawat. Timbang terima mengandung unsur-unsur kebudayaan, tradisi, dan kebiasaan. Selain itu, timbang terima juga sebagai dukungan terhadap teman sejawat dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan selanjutnya.

c.       Timbang terima juga memberikan “manfaat katarsis” (upaya untuk melepaskan beban emosional yang terpendam), karena perawat yang mengalami kelelahan emosional akibat asuhan keperawatan yang dilakukan bisa diberikan kepada perawat berikutnya pada pergantian dinas dan tidak dibawa pulang. Dengan kata lain, proses timbang terima dapat mengurangi kecemasan yang terjadi pada perawat.

d.      Timbang terima memiliki dampak yang positif bagi perawat, yaitu memberikan motivasi, menggunakan pengalaman dan informasi untuk membantu perencanaan pada tahap asuhan keperawatan selanjutnya (pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang berkesinambungan), meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat, menjalin suatu hubungan kerja sama dan bertanggung jawab antar perawat, serta perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara komprehensif.

e.       Selain itu, timbang terima memiliki manfaat bagi pasien diantaranya, pasien mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal, dan dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum terungkap. Bagi rumah sakit, timbang terima dapat meningkatkan pelayanan keperawatan kepada pasien secara komprehensif.

Menurut Nursalam (2011) timbang terima memberikan manfaat bagi perawat dan bagi pasien. Bagi perawat manfaat timbang terima adalah meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat, menjalin hubungan kerjasama dan bertanggung jawab antar perawat, pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang berkesinambungan, perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna. Sedangkan bagi pasien, saat timbang terima pasien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum terungkap.

 

 

 

D.    Prinsip Timbang Terima

Friesen, White dan Byers (2009) memperkenalkan enam standar prinsip timbang terima pasien, yaitu :

a.       Kepemimpinan dalam timbang terima pasien

Semakin luas proses timbang terima (lebih banyak peserta dalam kegiatan timbang terima), peran pemimpin menjadi sangat penting untuk mengelola timbang terima pasien di klinis. Pemimpin harus memiliki pemahaman yang komprehensif dari proses timbang terima pasien dan perannya sebagai pemimpin. Tindakan segera harus dilakukan oleh pemimpin pada eskalasi pasien yang memburuk.

b.      Pemahaman tentang timbang terima pasien

Mengatur sedemikian rupa agar timbul suatu pemahaman bahwa timbang terima pasien harus dilaksanakan dan merupakan bagian penting dari pekerjaan sehari-hari dari perawat dalam merawat pasien. Memastikan bahwa staf bersedia untuk menghadiri timbang terima pasien yang relevan untuk mereka. Meninjau jadwal dinas staf klinis untuk memastikan mereka hadir dan mendukung kegiatan timbang terima pasien. Membuat solusi-solusi inovatif yang diperlukan untuk memperkuat pentingnya kehadiran staf pada saat timbang terima pasien.

c.       Peserta yang mengikuti timbang terima pasien

Mengidentifikasi dan mengorientasikan peserta, melibatkan mereka dalam tinjauan berkala tentang proses timbang terima pasien. Mengidentifikasi staf yang harus hadir, jika memungkinkan pasien dan keluarga harus dilibatkan dan dimasukkan sebagai peserta dalam kegiatan timbang terima pasien. Dalam tim multidisiplin, timbang terima pasien harus terstruktur dan memungkinkan anggota multiprofesi hadir untuk pasiennya yang relevan.

d.      Waktu timbang terima pasien

Mengatur waktu yang disepakati, durasi dan frekuensi untuk timbang terima pasien. Hal ini sangat direkomendasikan, dimana strategi ini memungkinkan untuk dapat memperkuat ketepatan waktu. Timbang terima pasien tidak hanya pada pergantian jadwal kerja, tapi setiap kali terjadi perubahan tanggung jawab misalnya ketika pasien diantar dari bangsal ke tempat lain untuk suatu pemeriksaan. Ketepatan waktu timbang terima sangat penting untuk memastikan proses perawatan yang berkelanjutan, aman dan efektif.

e.       Tempat timbang terima pasien

Sebaiknya, timbang terima pasien terjadi secara tatap muka dan di sisi tempat tidur pasien. Jika tidak dapat dilakukan, maka pilihan lain harus dipertimbangkan untuk memastikan timbang terima pasien berlangsung efektif dan aman. Untuk komunikasi yang efektif, pastikan bahwa tempat timbang terima pasien bebas dari gangguan misalnya kebisingan di bangsal secara umum atau bunyi alat telekomunikasi.

f.        Proses timbang terima pasien

1)      Standar protocol

Standar protokol harus jelas mengidentifikasi pasien dan peran peserta, kondisi klinis dari pasien, daftar pengamatan/pencatatan terakhir yang paling penting, latar belakang yang relevan tentang situasi klinis pasien, penilaian dan tindakan yang perlu dilakukan.

2)      Kondisi pasien memburuk

Pada kondisi pasien memburuk, meningkatkan pengelolaan pasien secara cepat dan tepat pada penurunan kondisi yang terdeteksi.

3)      Informasi kritis lainnya

Prioritaskan informasi penting lainnya, misalnya: tindakan yang luar biasa, rencana pemindahan pasien, kesehatan kerja dan risiko keselamatan kerja atau tekanan yang dialami oleh staf.

 

E.     Jenis Timbang Terima

Menurut Hughes (2008) beberapa jenis timbang terima pasien yang berhubungan dengan perawat, antara lain:        

a.       Timbang terima pasien antar dinas

Metode timbang terima pasien antar dinas dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode, antara lain secara lisan, catatan tulisan tangan, dilakukan di samping tempat tidur pasien, melalui telepon atau rekaman, nonverbal, dapat menggunakan laporan elektronik, cetakan computer atau memori.

b.      Timbang terima pasien antar unit keperawatan

Pasien mungkin akan sering ditransfer antar unit keperawatan selama mereka tinggal di rumah sakit.

c.       Timbang terima pasien antara unit perawatan dengan unit pemeriksaan diagnostik.

Pasien sering dikirim dari unit keperawatan untuk pemeriksaan diagnostik selama rawat inap. Pengiriman unit keperawatan ke tempat pemeriksaan diagnostik telah dianggap sebagai kontributor untuk terjadinya kesalahan.

d.      Timbang terima pasien antar fasilitas kesehatan

Pengiriman pasien dari satu fasilitas kesehatan ke fasilitas yang lain sering terjadi antara pengaturan layanan yang berbeda. Pengiriman berlangsung antar rumah sakit ketika pasien memerlukan tingkat perawatan yang berbeda.

e.       Timbang terima pasien dan obat-obatan

Kesalahan pengobatan dianggap peristiwa yang dapat dicegah, masalah tentang obat-obatan sering terjadi, misalnya saat mentransfer pasien, pergantian dinas, dan cara pemberitahuan minum obat sebagai faktor yang berkontribusi terhadap kesalahan pengobatan dalam organisasi perawatan kesehatan.

 

F.     Hambatan Timbang Terima

Engesmo dan Tjora (2006); Scovell (2010) dan Sexton, et al., (2004) menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat menghambat dalam pelaksanaan timbang terima, diantaranya adalah:

a.       Perawat tidak hadir pada saat timbang terima

b.      Perawat tidak peduli dengan timbang terima, misalnya perawat yang keluar masuk pada saat pelaksanaan timbang terima

c.       Perawat yang tidak mengikuti timbang terima maka mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan pasien mereka saat ini

G. G.   Langkah – langkah pelaksanaan Timbang Terima

Menurut Nursalam (2011) langkah-langkah dalam pelaksanaan timbang terima adalah:

Ø  Kedua kelompok dinas dalam keadaan sudah siap.

Ø  Dinas yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu mempersiapkan hal-hal apa yang akan disampaikan.

Ø  Perawat primer menyampaikan kepada penanggung jawab dinas yang selanjutnya meliputi:

1.                  Kondisi atau keadaan pasien secara umum.

2.                  Tindak lanjut untuk dinas yang menerima timbang terima.

3.                  Rencana kerja untuk dinas yang menerima timbang terima.

4.                  Penyampaian timbang terima harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu-buru.

5.                  Perawat primer dan anggota kedua dinas bersama-sama secara langsung melihat keadaan pasien

H.    Pelaksanaan Timbang Terima yang baik dan benar

Menurut AMA (2006) pelaksanaan timbang terima yang baik dan benar diantaranya:

Ø  Timbang terima dilakukan pada setiap pergantian dinas dengan waktu yang cukup panjang agar tidak terburu-buru.

Ø  Pelaksanaan timbang terima harus dihadiri semua perawat, kecuali dalam keadaan darurat yang mengancam kehidupan pasien.

Ø  Perawat yang terlibat dalam pergantian dinas harus diberitahukan untuk mengetahui informasi dari dinas selanjutnya.

Ø  Timbang terima umumnya dilakukan di pagi hari, namun timbang terima juga perlu dilakukan pada setiap pergantian dinas.

Ø  Timbang terima pada dinas pagi memungkinkan tim untuk membahas penerimaan pasien rawat inap dan merencanakan apa yang akan dikerjakan. Timbang terima antar dinas, harus dilakukan secara menyeluruh, agar peralihan ini menjamin perawatan pasien sehingga dapat dipertahankan jika perawat absen untuk waktu yang lama, misalnya selama akhir pekan atau saat mereka pergi berlibur


I.       Metode Timbang Terima

1.    Timbang terima dengan metode tradisional

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kassesan dan Jagoo (2005) di sebutkan bahwa operan jaga (handover) yang masih tradisional adalah:

a.       Dilakukan hanya di meja perawat.

b.      Menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak memungkinkan munculnya pertanyaan atau diskusi.

c.       Jika ada pengecekan ke pasien hanya sekedar memastikan kondisi secara umum.

d.      Tidak ada kontribusi atau feedback dari pasien dan keluarga, sehingga proses informasi dibutuhkan oleh pasien terkait status kesehatannya tidak up to date.

2.    Timbang terima dengan metode bedside handover

     Menurut Kassean dan Jagoo (2005) handover yang dilakukan sekarang sudah menggunakan model bedside handover yaitu handover yang dilakukan di samping tempat tidur pasien dengan melibatkan pasien atau keluarga pasien secara langsung untuk mendapatkan feedback.  Secara umum materi yang disampaikan dalam proses operan jaga baik secara tradisional maupun bedside handover tidak jauh berbeda, hanya pada handover memiliki beberapa kelebihan diantaranya:

a.       Meningkatkan keterlibatan pasien dalam mengambil keputusan terkait kondisi penyakitnya secara up to date.

b.      Meningkatkan hubungan caring dan komunikasi antara pasien dengan perawat.

c.       Mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang pada kondisi pasien secara khusus.

Bedside handover juga tetap memperhatikan aspek tentang kerahasiaan pasien jika ada informasi yang harus ditunda terkait adanya komplikasi penyakit atau persepsi medis yang lain

Timbang terima memiliki beberapa metode pelaksanaan diantaranya:

a.       Menggunakan Tape recorder

Melakukan perekaman data tentang pasien kemudian diperdengarkan kembali saat perawat jaga selanjutnya telah datang. Metode itu berupa one way communication.

b.      Menggunakan komunikasi Oral atau spoken

Melakukan pertukaran informasi dengan berdiskusi.

c.       Menggunakan komunikasi tertulis –written

Melakukan pertukaran informasi dengan melihat pada medical record saja atau media tertulis lain.

 

Berbagai metode yang digunakan tersebut masih relevan untuk dilakukan bahkan beberapa rumah sakit menggunakan ketiga metode untuk dikombinasi.

 

 

J.      Prosedur (SOP)

A.   1. Pengertian Timbang Terima

Timbang terima sering disebut dengan operan atau over hand. Operan adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Harus dilakukan seefektif mungkin dengan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/belum dan perkembangan saat itu  Informasi yang disampaikan harus akurat, sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna 

A.    2. Tujuan Umum:

Mengkomunikasikan keadaan pasienl dan menyampaikan informasi yang penting.

B.   3.  Tujuan Khusus:

·      Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus)

·   Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam pemberian asuhan keperawatan  kepada pasien

·     Menyampaikan hal penting yang harus ditindaklanjuti oleh perawat dinas berikutnya

·     Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya

C.  4.  Manfaat bagi perawat :

1.      Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat

2.       Menjalin suatu hubungan kerjasama dan bertanggungjawab antar perawat

3.       Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna

4.       Peningkatan pemahaman pelaksanaan timbang terima pasien

5.       Terhindar dari kekeliruan pemberian tindakan keperawatan

6.        Menimbulkan rasa aman

7.        Meningkatkan percaya diri/bangga

 

1)      a. Manfaat bagi pasien:

Klien dapat menyampaikan masalah secaral langsung bila ada yang belum terungkap 

2)      b. Manfaat bagi Rumah sakit:

Meningkatkan pelayanan keperawatan kepadal klien secara komprehensif

D.    5. Tahapan dan Bentuk Pelaksanaan Operan

Menurut Lardner et.all (1996, dalam http://ckjnersmanajer.blogspot.com, 2009), operan memiliki 3 tahapanyaitu:

1. Persiapan yang dilakukan oleh perawat yang akan melimpahkan tanggungjawab. Meliputi faktor informasi yang akan disampaikan oleh perawat jaga sebelumnya.

2.  Pertukaran shift jaga, dimana antara perawat yang akan pulang dan datang melakukan pertukaran informasi. Waktu terjadinya operan itu sendiri yang berupa pertukaran informasi yang memungkin adanya komunikasi dua arah antara perawat yang shift sebelumnya kepada perawat shift yang dating.

3.  Pengecekan ulang informasi oleh perawat yang datang tentang tanggung jawab dan tugas yang dilimpahkan. Merupakan aktivitas dari perawat yang menerima operan untuk melakukan pengecekan data informasi pada medical record atau pada pasien langsung.

E.  6.  Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam melakukan pergantian shift atau operan jaga, diantaranya (Nursalam, 2002):

1.            Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap

2.    Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu mempersiapkan hal-hal apa yang disampaikan Perawat yang bertanggung jawab menyampaikan kepada penanggung jawab shift yang selanjutnya meliputi :

3.

a.              Kondisi atau keadaan klien secara umum

b.              Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan

c.              Rencana kerja untuk dinas yang menerima operan

4.            Penyampaian operan di atas (point c) harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu-buru

5.            Perawat penanggung jawab dan anggotanya dari kedua shift bersama-sama secara langsung melihat keadaan klien.

F.     Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur operan jaga (Nursalam, 2002), meliputi:

1.            Persiapan

a.              Kedua kelompok dalam keadaan siap

b.              Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan

2.            Pelaksanaan
Dalam penerapannya, dilakukan timbang terima kepada masing-masing penanggung jawab:

a.                Timbang terima dilaksanakan setiap penggantian shift/operan

b.                Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang masalah keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah dan belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan.

c.                Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada perawat yang berikutnya

d.                Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :

1)      Identitas klien dan diagnosa medic

2)      Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul

3)      Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan

4)      Intervensi kolaborasi dan dependen

5)   Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan   selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan penunjang lainnya, persiapan untuk konsultasi atau prosedur lainnya yang tidak dilaksanakan secara rutin.

e.  Perawat yang melakukan timbang terima daat melakukan klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas Penyampaan pada saat timbang terima secara singkat dan jelas

f.   Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkap dan rinci.

Pelaporan untuk timang terima dituliskan secara langsung pada buku laporan ruangan oleh perawat.



DAFTAR PUSTAKA

 

Nursalam. (2002). Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Ed.1. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Ed.4. Jakarta: Salemba Medika.

Marquis, Bessie L, dkk. (2010). Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan : Teori dan Aplikasi.Edisi 4. Jakarta:EGC

TIMBANG TERIMA

  Nama : Dwiky Wijaya Nim : P27905118006 A.     Pengertian Timbang Terima Menurut Nursalam (2011) definisi timbang terima adalah suatu car...